banner image

Recent in Sports

banner image

Peyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

      1. APRESIASI PENYUSUNAN PERDA RDTRK
Metode analisis keruangan adalah cara-cara yang dipakai untuk menganalisis data-data yang didapatkan dalam proses penyusunan RDTRK. Penggunaan ruang Kawasan Perkotaan perlu diatur agar sesuai dengan peruntukkannya dan daya dukung lahannya. RDTR perlu diadakan penyusunan baru untuk mengimbangi perkembangan di Kecamatan, sehingga akan ada aturan hukum yang mengatur secara detail penggunaan ruang di wilayah study sampai saat ini.  Melihat dinamika perkembangan tata ruangnya, agar perkembangan Kawasan Perkotaan wilayah study sesuai dengan kaidah penataan ruang seperti amanat UU Penataan Ruang No 26 Tahun 2007, maka perlunya Penyusunan Perda RDTR Kecamatan.
Metode analisis yang menjadi pokok bahasan disini mencakup metode analisis yang dipakai untuk analisis struktur ruang kawasan perkotaan yakni :
a.       analisis kependudukan
b.       analisis fungsi ruang,
c.       dan analisis sistem jaringan pergerakan.

Kedua analisis peruntukan blok yakni pola kecenderungan, dan kebutuhan di masa yang akan datang. Ketiga analisis mengenai peruntukan lahan. Keempat analisis kebutuhan fasilitas umum kawasan perkotaan. Kelima analisis kebutuhan prasarana penunjang pergerakan. Keenam analisis kebutuhan utilitas umum. Ketujuh analisis perancangan kota yang mencakup analisis tata massa bangunan, amplop bangunan, KDB, KLB, dan Garis Sempadan. Terakhir analisis yang dipakai untuk mengidentifikasikan kelembagaan dan peran serta masyarakat. 

Contoh Analisis Kependudukan dalam RDTRK :
Rumus proyeksi yang biasa digunakan adalah proyeksi linear dengan menggunakan rumus geomatrik (trend). Sebagai contoh di suatu Kota A pada tahun 2008 adalah sebanyak 20.000 jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebanyak 0.8 % pertahun hitung jumlah penduduk Kota A pada tahun 2018.
Diketahui            : Po = 20.000 jiwa
                               : r = 0.2 %
                               : n = 10 tahun
Ditanya         : Jumlah penduduk pada tahun 2018

Jawab            :
Pn
=
Po (1+r)n

=
20000 (1+0.2)10

=
20000 . 1.210

=
20000.6

=
120000 jiwa

Jadi jumlah penduduk Kota A pada tahun 2018 adalah sebanyak 120.000 jiwa.

Selain rumus proyeksi geometrik, perhitungan proyeksi dapat dilakukan juga dengan bantuan software microsoft excell dengan menggunakan proyeksi linear.

Contoh kasus :
Kota B memiliki jumlah penduduk sebanyak 40575 jiwa pada tahun 2003, 41139 jiwa pada tahun 2004, dan 41561 jiwa pada tahun 2005. Jika dibuat grafik dengan proyeksi linear, tampilan grafik adalah sebagai berikut.

Contoh Grafik Proyeksi Linear

Dari grafik tersebut diketahui bahwa rumus perhitungan jumlah penduduk adalah y = 493x + 40106, dan dapat dihitung juga jumlah penduduk Kota B untuk beberapa tahun mendatang dengan menggunakan rumus tersebut. X merupakan tahun perencanaan yang dihitung pada tahun dasar (tahun dasar disini adalah tahun 2005).
Perkiraan Proyeksi Jumlah Penduduk
Tahun
Keterangan
Jumlah Penduduk
2008
Y = 493x + 40.106
   = 493 (3) + 40.106
41.585 jiwa
2012
Y = 493x + 40.106
   = 493 (7) + 40.106
43.557 jiwa
2015
Y = 493x + 40.106
   = 493 (10) + 40.106
45.036 jiwa



Komponen Analisis Fungsi Ruang

Komponen
Teknik Analisis
Kebijakan Pembangunan
Deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan kebijakan-kebijakan pembangunan yang telah direncanakan atau telah diimplementasikan. Tujuannya adalah melihat sejauh mana dampak kebijakan pembangunan pada tata ruang dan juga sebagai masukan dalam perencanaan kebijakan pembangunan.
Pusat-Pusat Kegiatan
Pusat-pusat kegiatan dianalisis dengan menggunakan beberapa indikator, diantaranya yakni aktivitas, kepadatan penduduk, penggunaan lahan, sarana dan prasarana penunjang, dan kepadatan bangunan. Tujuannya adalah untuk menentukan pusat-pusat kegiatan dalam suatu kawasan dan juga jenis kegiatan yang melingkupinya.
Kesesuaian dan daya Dukung Lahan
Digunakan untuk menilai kesesuaian dan daya dukung lahan bagi kegiatan pembangunan.

Kesesuaian lahan lebih diarahkan pada kesesuaian lahan bagi kegiatan budidaya, atau non budidaya. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan teknik skoring. Analisis kesesuaian lahan didasarkan pada :
       Penentuan fungsi lahan berdasarkan PP No. 47/1997, Keppres No. 57/1989 dan No. 32/1990, dan SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/II/1980 dan No.683/KPTS/UM/VII/1981
       Analisis pengelompokan lahan berdasarkan faktor – faktor penghambat yang bersifat permanen. (Kliengbiel dan Montgomery, 1961)

Analisis daya dukung lahan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan data-data fisik kawasan yang mencakup kondisi topografi, dan kerawanan bencana.
Pembagian fungsi ruang pengembangan
Teknik analisis yang digunakan deskriptif kualitatif dengan melihat dominasi aktivitas dan juga penggunaan lahan eksisting.

Contoh Analisis Fungsi Ruang dalam RDTRK :
Analisis kebijakan pembangunan à mereview kebijakan pembangunan yang telah diimplementasikan pada suatu kota. Contoh : Kota A berada pada BWK IV dalam RTRW, dengan arah pengembangan bagi kegiatan pariwisata, perdagangan dan jasa, konservasi, dan pemukiman skala rendah.
Analisis pusat-pusat kegiatan à menganalisis pusat-pusat kegiatan dalam suatu kota. Kota A yang berkembang dengan kegiatan pariwisata, memiliki pusat-pusat kegiatan eksisting sebagai berikut. Analisis ini disesuaikan dengan perkembangan guna lahan dan aktivitas eksisting.
 
Analisi Pusat - Pusat Kegiatan Kota A

Kesesuaian dan daya dukung lahan à analisis daya dukung lahan menggunakan ketentuan SK Mentri Pertanian no 837/KPTS/UM/II/1980 dan 683/KPTS/UM/VII/1981. Surat Keputusan ini mengatur peruntukan lahan menjadi 4 peruntukan, yakni Kawasan Lindung, Kawasan Penyangga, Kawasan Budidaya, dan Kawasan Permukiman. Dalam analisis penentuan fungsi lahan ini menggunakan analisis skoring berdasarkan beberapa faktor penentu. Adapun faktor penetu tersebut adalah sebagai berikut : Kelerengan lahan, Jenis tanah, dan Intensitas hujan harian. Selain menggunakan faktor-faktor tersebut, analisis juga dapat dikembangkan dengan menggunakan data rawan bencana dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Peta Kesesuaian dan Daya Dukung Lahan

Analisis pembagian fungsi ruang kawasan à analisis ini dibuat dengan melihat dominsi aktivitas dan penggunaan lahan kawasan.

Contoh Pembagian Fungsi Ruang Kawasan

Komponen Analisis Sistem Pergerakan

Komponen
Teknik Analisis
Pelayanan jaringan jalan
Menggunakan standar yang tercantum dalam UU tentang Jaringan Jalan No. 38 Tahun 2004, yang dimana pembahasannya mencakup kelas jalan, dan juga fasilitas-fasilitasnya.
Berdasarkan UU tersebut sistem jalan dibagi dua yakni sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.
·   Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan yang memiliki peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan wilayah di tingkat nasional
·   Sistem jaringan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa masyarakat di kawasan perkotaan.
Berdasarkan peruntukkannya jalan dibagi menjadi dua yakni jalan umum dan jalan khusus.
·   Jalan umum menurut fungsinya dibagi  menjadi jalan arteri, jalan kolektor,  jalan lokal, dan jalan lingkungan.
1.        Jalan arteri merupakan jalan umum berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
2.        Jalan kolektor  merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3.        Jalan Lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4.        Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
·   Jalan umum menurut statusnya dibedakan menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa
1.        Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2.        Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi
3.        Jalan kabupaten merupakan jalan lokal yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4.        Jalan kota merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
·   Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.
Bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan.
·   Ruang manfaat jalan meliputi meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
·   Ruang milik jalan meliputi meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan.
·   Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.

Pelayanan jaringan angkutan kereta api
Teknik analisis deskriptif kualitatif (deskripsi, peta, gambar) dengan menggunakan standar angkutan kereta api, dimana perencanaan mencakup jaringan dan juga fasilitas angkutan kereta api (stasiun).
Pelayanan jaringan angkutan udara
Mencakup lokasi bandara, dan juga daerah keamanan bandara.

Pelayanan jaringan angkutan laut
Mencakup fasilitas pelabuhan dan dermaga.
Kebijakan pembangunan
Mengkaji kebijakan pembangunan transportasi yang telah ditetapkan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan data kebijakan transportasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah/swasta.
Kebutuhan interkoneksi dan intrakoneksi jaringan
Deskriptif kualitatif dengan menggunakan peta untuk mendeskripsikan hubungan yang terbentuk antara jaringan pergerakan eksisting dan membuat jejaring untuk membuat hubungan antar jaringan pergerakan.

Contoh analisis sistem pergerakan dalam RDTRK :
Sebelum memulai analisis sistem pergerakan, maka yang diperlukan adalah mengetahui pola-pola pergerakan yang terjadi pada zona-zona aktivitas pada kawasan kota. Pola-pola pergerakan ini dapat menjadi dasar bagi analisis pelayanan jaringan jalan, analisis fasilitas transportasi, dan analisis interkoneksi dan intrakoneksi jaringan. Untuk memperkuat hasil analisis, maka yang dilakukan adalah dengan mereview kebijakan-kebijakan transportasi.
Sebagai contoh Kota A terbagi menjadi 6 zona yakni zona pemukiman (P, P1, P2), zona industri (I), zona pemukiman pekerja (PI), zona pendidikan (Pd), zona perdagangan dan jasa (Pj), dan zona bahan baku industri (TPA). Kota ini adalah kota dengan fungsi utama pengembangan industri. Untuk menganalisis pola pergerakan maka diperlukan pengetahuan mengenai zona asal dan zona tujuan.

Analisis Pola Pergerakan

Contoh Peta Jaringan Transportasi








Peyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Peyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Reviewed by taufiksetyawan46 on February 16, 2016 Rating: 5

No comments:

Music

4/Music/grid-big
Powered by Blogger.