banner image

Recent in Sports

banner image

Pengolahan Citra Satelit Tahap Orthorektifikasi

ILUSTRASI PROSES KOREKSI GEOMETRIK
Pada proses ini diletakkan sejumlah titik ikat tanah (Ground Control Point/GCP).Penempatan posisi titik ikat tanah tersebut harus tepat posisinya pada sistem koordinat citra (row and column) dan pada sistem koordinat yang diinginkan.Jumlah pemilihan titik kontrol tanah dan distribusinya, sangat mempengaruhi ketelitian dari proses koreksi geometrik. Proses registrasi pada citra dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses rekonstruksi citra atau sering disebut juga proses interpolasi spasial citra dan proses resampling disebut proses interpolasi intensitas.
Pada Gambar diatas diilustrasikan bagaimana proses koreksi geometrik citra dilakukan. Dapat dilihat pada Gambar 5.1. (a) output citra (X,Y) menempatkan brightness valuedari distorsi geometrik pada input citra (X’,Y’). Original input image (raw data) adalah data asli dari perekaman data citra satelit yang masih memiliki distorsi sistematik dan distorsi nonsistematik.
Dalam melakukan transformasi dari koordinat citra ke koordinat tanah masih terdapat kesalahan. Kesalahan tersebut dapat ditentukan besarnya dengan RMSerror (Root Mean Square Error) :

RMS error = √[(x’ – xorig )2 + ( y’ – yorig )2 ]
dimana:
xorig  adalah koordinat asli (origin ) baris dari GCP pada citra.
yorig adalah koordinat asli (origin) kolom dari GCP pada citra.
x’    adalah koordinat GCP hasil perhitungan pada citra asli (origin).
y’    adalah koordinat GCP hasil perhitungan pada citra asli (origin).

Pada umumnya nilai RMSerror ditentukan dengan toleransi (nilai ambang batas) sebesar 2 pixel. Jika pada hasil evaluasi, nilai RMSerror suatu titik lebih besar dari nilai ambang yang ditentukan, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.       Menghilangkan titik-titik kontrol tanah yang memiliki kesalahan terbesar dari kumpulan titik.
2.       Menghitung ulang koefesien.
3.       Menghitung ulang RMSerror untuk seluruh titik
Dalam pelaksanaan rektifikasi ini yang paling penting adalah penempatan titik-titik kontrol menyebar merata. Dengan pengertian jangan terpusat pada suatu daerah tertentu. Penempatan titik kontrol tanah pada peta acuan harus sesuai atau tepat  dengan posisi pada citra yang akan dikoreksi. Hasil dari RMSerror yang kecil belum tentu mendapat ketelitian yang baik dari hasil proses ini.

 
Perbedaan Jarak Di Citra Akibat Perbedaan Tinggi
Proses Orthorektifikasi harus dapat mengeliminasi kesalahan akibat perbedaan terrain dan kesalahan sensor. Untuk itu dalam proses orthorektifikasi dibutuhkan penggabungan antara rektifikasi dengan mengikutsertakan data terrain yang diperlihatkan dalam digital elevation model (DEM) dan parameter kalibrasi kamera (sensor) kedalam persamaan hitungannya. Orthorektifikasi diyakini lebih akurat dari pada rektifikasi sederhana yang biasa digunakan terutama pada daerah dengan terrain yang berbukit atau bergunung. Adapun koreksi sensor atau kamera meliputi :
·         Internal detector geometry;
·         Optical distortion;
·         Scan distortion;
·         Any line-rate variations;
·         Registration of the multispectral bands.

Contoh Citra Sebelum Orthorektifikasi
Selanjutnya hal yang perlu untuk diperhatikan adalah ketelitian hasil pengolahan citra. Ketelitian yang diharapkan adalah 2-3 pixel pada titik kontrol atau check point (CP) yaitu sekitar 1.2 – 1.8 meter dimana hal ini akan sesuai dengan ketelitian peta skala 1 : 5.000 yaitu sebesar 0.5 mm di peta yang menghasilkan nilai 1.25 meter.


Contoh Citra Sesudah Orthorektifikasi

Pengolahan Citra Satelit Tahap Orthorektifikasi Pengolahan Citra Satelit Tahap Orthorektifikasi Reviewed by taufiksetyawan46 on February 14, 2016 Rating: 5

No comments:

Music

4/Music/grid-big
Powered by Blogger.